Minggu, 08 Juli 2012

KEKUATAN MILITER TNI-AL NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA









                                                     TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)
                                                           Dilahirkan Tanggal 5 Oktober 1945
Pengalaman Pertempuran

1942-1945 : Pertempuran kemerdekaan melawan Belanda, bertempur untuk kemerdekaan dan menang
1950           : Mempertahankan Kemerdekaan melawan Belanda dan sekutu, dan menang
1961-1962 : Mengembalikan Irian Barat dari tangan Belanda, dan berhasil (Operasi Trikora)
1977-1978 : Agresi militer ke Timor-Timur, dan menjadikannya Provinsi ke 27, Tentara Portugal tidak berhasil untuk menghentikan kita (Operasi Seroja).
2003-2005 : DOM Aceh, kita melawan dan kembali menang
sumber : Puspen TNI




Jumlah personel = 72.000 personil
Kapal Republik Indonesia (KRI) berjumlah 132 kapal.

1.KRI, dibagi menjadi tiga kelompok kekuatan:
Kekuatan Pemukul (Striking Force) terdiri dari 40 KRI yang memiliki persenjataan strategis:
2 kapal selam kelas Cakra.

 3. Fregat Ahmad Yani

Penembakan Rudal KRI OS



Fregat kelas Ki Hajar Dewantara
4 Korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach)
15 Korvet anti kapal selam kelas Parchim
4 kapal cepat roket (KCR) kelas Mandau.
2 kapal cepat torpedo (KCT) kelas Ajak.
1 Kapal cepat buatan Fasharkan TNI AL kelas Clurit
2 kapal (hibah dari Brunei) kelas Salawaku
2 buru ranjau (BR) kelas Pulau Rengat.
Kekuatan Patroli (Patrolling Force) berjumlah 50 KRI.
10 kapal FPB buatan PT. PAL kelas Pandrong
25 kapal Fiber buatan Fasharkan TNI AL kelas Boa
15 kapal PC kelas Sibarau

Kekuatan Pendukung (Supporting Force) berjumlah 48 KRI.

2.SATKOPASKA TNI AL





Komando Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.

TUGAS SATKOPASKA

1.Tugas dalam Operasi Amphibi
Beach Recconaisance
Post Reconnaisance
Beach Clearing
SUROB (Surf Observation)
2.Operasi Khusus
Sabotase / Anti Sabotase (Teror)
Clandestein
Combat SAR
Mine Clearance Ops
Send and Pick up agent
3.Operasi Tambahan
PAM VIP VVIP & Vital Obj
Underwater Survey
SAR
Underwater Salvage
Factual Information Gathering

Tempat pendidikan

Di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL) / Komando Pendidikan Operasi Laut -KODIKOPSLA / Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL - KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya)
Lama pendidikan
10 BULAN

KOPASKA





Jumlah personel

untuk jumlah tidak pernah di ekspos karena pasukan ini mempunyai tingkat kerahasian yang tinggi dalam materi personil.Satkopaska setara dengan NAVY SEAL angkatan laut Amerika, Mereka sering latihan bersama.
Pasukan ini mulanya dilatih meniru pasukan kamikaze Jepang, dimana mereka akan mengendarai torpedo dan menabrakkannya pada kapal musuh. Perkembangannya kemudian Kopaska meniru pasukan Underwater Demolition Team (UDT) dan SEAL Team angkatan laut Amerika Serikat. Hingga kini tiap tahunnya sebagian anggota Kopaska berlatih dengan SEAL Team di Coronado, California dan Norfolk, Virginia.

SATKOPASKA


 












KTBA ( kendaraan tempur bawah air buatan satkopaska






KORPS MARINIR TNI AL
KORMAR memiliki slogan Jalesu Bhumyamca Jayamahe,bermaksud Di Laut dan Darat Kita Jaya.
Satuan elit marinir TNI-AL dinamakan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan satuan anti-teror marinir TNI-AL dinamakan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).
Metode perekrutan prajurit Marinir :
Tahap pertama, mereka harus lulus seleksi penerimaan calon prajurit TNI AL. Tahap kedua, adalah lulus pemilihan menjadi calon Marinir dari semua calon prajurit TNI AL itu. Sedangkan tahap terakhir adalah lulus dan selamat dari pendidikan khas Marinir di pusat pendidikan Marinir.
Mereka yang ingin menjadi Perwira Marinir dapat melalui akademi TNI AL dan khusus dari Sarjana lewat Komando Pendidikan TNI AL. Sedangkan bagi mereka yang ingin menjadi Bintara melalui pendidikan Calon Bintara. Dan untuk menjadi Tamtama Marinir melalui pendidikan Calon Tamtama yang kedua-duanya di bawah Kodikal.
Khusus untuk Calon Perwira Marinir yang dididik lewat Akademi TNI AL, 25 persen dari yang terpilih menjadi Taruna Korps Marinir akan merasakan dunia Marinir tatkala mereka dilantik menjadi Kopral Taruna. Pada tahap inilah para Taruna Korps Marinir mulai digembleng, ditempa dan dibentuk menjadi calon-calon Perwira Marinir yang handal dan profesional.
Pada pangkat Sersan Taruna, mereka mulai dibekali mata kuliah kejuruan Marinir Tahap I. Pada saat ini, mereka diwajibkan untuk mengikuti antara lain : pendidikan Komando di Puslatpur Baluran-Banyuwangi untuk mendapatkan Brevet Komando serta mengikuti pendidikan kwalifikasi menembak senapan dan pistol untuk memperoleh brevet senapan maupun menembak pistol. Pada pangkat Sersan Mayor Taruna mereka dibekali mata kuliah Kejuruan Marinir Tahap II, dimana diantaranya mereka diwajibkan untuk mengikuti pendidikan Para Dasar untuk mendapatkan Brevet Para Dasar.
Usai pelantikan menjadi Perwira Marinir dengan pangkat Letnan Dua Marinir, para lulusan Akademi TNI AL ini masih digembleng lagi sebagai Perwira Siswa (Pasis) guna mendalami ilmu-ilmu ke Mariniran selama setahun.
Usai lulus dari pendidikan Pasis, barulah mereka resmi dikirim ke satuan-satuan tempur yang ada di Korps Marinir dengan jabatan awal sebagai Komandan Peleton. Disinilah awal pengabdian mereka sebagai Perwira Korps Marinir.
Untuk Calon Bintara dan Tamtama Korps Marinir, setelah melewati tahap Pendidikan Dasar Kemiliteran selama tiga bulan di Komando Pendidikan TNI AL Surabaya, sekitar 30 persen diantara para calon yang terpilih masuk ke kejuruan Korps Marinir segera dikirim ke Pusat Pendidikan Korps Marinir di Gunung Sari Surabaya untuk mengikuti pendidikan tahap kejuruan Marinir.
Di Pusdikmar inilah para calon Marinir akan dihadapkan pada model pendidikan khas Marinir yang terkenal keras dan tak kenal kompromi. Dan disini pulalah mereka harus memilih antara dua pilihan, mundur atau maju menjadi Marinir. Bagi yang bermental baja dan menganggap Marinir sebagai pilihan kata hati maka mereka akan maju terus menghadapi semua tahap pendidikan. Namun bagi mereka yang tidak siap, Korps Marinir akan mengembalikan mereka kembali ke masyarakat.
Model pendidikan khas Marinir yang di hadapi para calon diawali dengan sebuah tahap yang dikenal dengan pekan orientasi. Pada tahap ini, mereka harus melewati beberapa problem yang semuanya difokuskan untuk menguji kesiapan mental, disiplin, ketahanan fisik maupun intelijensi mereka.
Dibawah tangan-tangan para pelatih yang bertemperamen khas Marinir mereka harus siap menahan ujian mental, fisik khas Komando Marinir. Mereka harus rela tidur di sembarang tempat, baik di pohon, di sungai maupun di rawa-rawa. Mareka juga harus sering menutup mata bila rekan mereka yang kurang siap mental dan fisik digotong oleh petugas kesehatan yang akan menjadi pengantar mereka untuk kembali ke masyarakat.

Setelah pekan orientasi terlewati, para calon Marinir kemudian mengikuti tahap pembelajaran yang meliputi teori maupun praktek. Di sinilah mereka akan mempelajari dan mendalami doktrin-doktrin operasi amfibi dan operasi darat serta materi penunjang lain yang berkaitan dengan profesi mereka sebagai prajurit.
Tahap berikutnya yang merupakan tahap terberat adalah tahap pendidikan komando yang dilaksanakan sekitar dua bulan. Pada tahap yang harus diikuti pula oleh para Taruna Korps Marinir dari Akedemi TNI AL ini, semua calon harus menerapkan semua materi yang diperolehnya dalam bentuk skenario latihan pertempuran yang lengkap, terjadwal dan terus-menerus. Tahapan yang harus dilewati para calon Marinir ini terdiri dari : Tahap Komando, Tahap Laut, Tahap Hutan, Tahap Gerilya Lawan Gerilya dan Tahap Lintas Medan dimana semua siswa harus mampu melaksanakan jalan kaki sejauh 450 km dari Banyuwangi - Surabaya melewati berbagai bentuk medan seperti pengunungan, lembah, jurang, medan berbatu, berpasir dengan memotong empat gunung yaitu pegunungan Ijen, Argopuro, Tengger dan Bromo.
Setelah tahap ini terlewati, semua siswa harus mengikuti latihan pendaratan amfibi.
Di sinilah masa awal mereka dikenalkan dengan penggelaran operasi amfibi yang sebenarnya.
Usai pendaratan merupakan tahap yang paling menegangkan dan juga menyenangkan bagi para calon Marinir. Di bawah terpaan gelombang pantai sebatas pinggang, bagi yang dinyatakan lulus akan mengikuti upacara sakral pembaretan. Disinilah akhir pendidikan yang merupakan masa awal mereka menjadi prajurit Marinir sejati.
Setelah resmi masuk menjadi keluarga besar Korps Marinir, para Marinir muda ini kemudian dikirim ke satuan-satuan tempur yang ada untuk menambah dan memperkuat jajaran Korps Marinir. Di Kesatuan yang baru ini, para Tamtama, Bintara Remaja Marinir yang baru lulus pendidikan, termasuk para Perwira Remaja Marinir tetap dibina dalam suatu sistem pembinaan yang terpadu, terprogram dan berlanjut sehingga mereka dapat menjadi prajurit yang profesional 


Kekuatan Personil : (17.000-18.500) PERSONIL


SENJATA BERAT :TANK DAN PANSER AMFIBI( KAVALERI) SERTA ARTILERI











YONTAIFIB
merupakan pasukan elit marinir, saat ini mempunyai 2 bataliyon yaitu di pasmar 1 dan pasmar 2. salah satu kemampuan taifib adalah berrenang dengan kaki dan tangan terikat sejauh 3 kilometer serta berkualifikasi TRIMEDIA.







Yang Menjaga Kesatuan NKRI












Denjaka ( Detasemen Jala Mangkara)
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.






 Satu Lagi Gan.















 

Salut ane gan sama mereka-mereka yang diatas, Ninggalin keluarga mereka buat NKRI,Walaupun nyawa taruhannya.

 Kita harus bisa berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan,cuma itu yang kita bantu.
 Ane cuma berharap, hidup prajurit kaya mereka lebih sejahtera.

Wassalam